![]() |
Author : Rhizia Syifa Fauziyah |
“Seru ma, Tasya juga dapet temen baru, rumahnya di sebelah lagi ma, tetanggaan”
“Oh, bagus dong sayang kalo gitu, mama juga ikut seneng deh. Udah makan belum putri mama ini?”
“Belum, hehe”
“Pantesan dari tadi cacing di perut kamu protes” Jawab mama sambil tersenyum. “Ya udah, cepet sana makan ! Biar sehat” Suruh mama
“Iya, sip deh mama ! Tasya ke kamar dulu ya ma, mau mandi dulu. Udah bau nih. Hehe .. gerah”
“Iya sayang, pake air anget ya !”
“Iya ma” jawabku sambil menaiki anak tangga. Tak terasa air mataku terjatuh mengingat omongan mama tadi.
Aku merebahkan tubuhku di tempat tidur, menatap langit langit kamar, mengingat ngingat semua hal yang terjadi dari tadi pagi. Aku merasa senang hari ini. Terimakasih Tuhan, kau telah membuatku tersenyum hari ini.
Beberapa menit aku mengingat ngingat semua yang terjadi hari ini. Setelah itu, aku langsung bergegas untuk mandi, lalu menunaikan sholat Ashar . Selesai sholat, aku duduk di meja rias, menatap bayanganku sendiri di dalam kaca rias. Aku mengambil sisir, dan mulai menyisir rambutku. Rambutku begitu tipis, dan mulai menipis. Aku memakai bedak, minyak wangi dan mulai turun ke ruang makan. Aku melihat mama dan papa yang sudah menungguku untuk makan. Ku lihat mata mama yang mulai berkaca kaca. Tapi aku selalu mencoba bersikap tegar menghadapi semua ini.
“Ayoo ma, dimulai yu makannya, Tasya sudah lapar nih”
“Iya sayang, yuk !” Sambil menghapus air matanya
“Papa yang pimpin do’a ya” Kata papa. Aku mengangguk
Kami bertiga mulai makan, dan sehabis ini, aku pergi untuk mencuci piring. Baru saja satu piring yang ku cuci, ada bibi menyuruhku untuk istirahat saja. Yeah, aku pun pergi ke kamar karena memang ingin istirahat. Aku menaiki anak tangga satu persatu . Tapi, aaku .. aku merasa pusing, pusing sekali. Aku cepat cepat memegang besi tangga. Samar samar ku lihat mama dan papa yang sedang memerhatikanku. Aku mendengar teriakan mama dan papa menyebut namaku. Mereka berlari menuju ke sini. Dan setelah itu, semuanya GELAP.
Aku perlahan membuka mataku, ku lihat langit langit kamarku, dan di sana ada mama yang sedang memegang tanganku sambil menangis. Papa mengusap lembut rambutku.
“Kamu sudah sadar sayang ?” Tanya Papa
“Aku kenapa ma, pa ?” Tanyaku. Aku mencoba untuk duduk, tapi mama dan papa melarangku.
“Jangan dulu bangun sayang, istirahat saja dulu ya nak ! Kamu tadi pingsan” Ucap papa
“Iya, turutin apa kata papa ya sayang !”
“Ini minum dulu” Kata papa sambil menyodorkan aqua. Aku meminumnya melalui sedotan. Aku melihat ke arah mama, mama sudah berhenti menangis, tapi isaknya masih terdengar.
“Ya sudah, kamu istirahat ya sayang ! Jangan dulu bergerak !” Kata papa
“Iya , kamu tidur ya nak ! Jangan banyak pikira ya sayang” Sambung mama.
Mereka mengecup keningku. Lalu pergi ke bawah. Lampu mereka matikan. Aku mengambil handphone dan melihatnya. hah? jam 21.00 ? Terakhir makan, jam 16.00 . Berarti, aku pingsan selama 5 jam ? Ya Tuhan, , aku menangis pelan. Aku mencoba bangkit dari tidur dan pergi ke meja belajarku . Aku menyalakan lampu belajar, dan mulai menulis diary.
***
“Tasya ..” Teriak beberapa orang dari luar rumah. Aku baru saja selesai makan. Dan mau berangkat sekolah.
“Sayang, tuh ada teman teman kamu di luar nungguin”
“Oh ya udah ma, Tasya berangkat dulu ya ma.. Assalamualaikum”
“Hati hati ya sayang, waalaikumsalam”
Aku sempat berbalik melihat ke arah mama, setetes air mata membasahi pipinya lagi. Aku hanya menunduk dan bergegas menuju arah 6 butir berada.
“Yuk berangkat” ajaku
“Wedih, udah siap non ?”
“Siaaap. Hehehe”
“ayoo capcuss” serentak semua
“Sekolah dulu ya Tante !” Teriak Ari
“Assalamualaikum” Serentak 6 butir berteriak. Aku hanya tersenyum melihatnya.
Sesampainya di sekolah, kami hanya mengobrol ngobrol. Berkeliling sekolah sambil menunjukan perpus, koperasi, dan kelas kelas lain padaku. Banyak hal asyik yang kami lakukan di sekolah. Dan akhirnya, kami memilih duduk di taman.
“Sisters, walaupun kita baru kenal nih sama Tasya, tapi rasanya kita sudah akrab di 1000 tahun lalu, haha” Kata Nada
“Bener tuh ! Setuju banget gue !” Ucap Ari
“Nah, kalo gitu, gimana kalo kita abadikan kebersamaan ini dengan sebuah nama ?”
“Setuju banget ! Ini nih yang gue pengen !” Putri langsung nyambung
“Iya, bener bener. Tapi bagusnya, kita namain apa yaa persahabatan kita ini ?”
“Hem, gimana kalo ‘ensemble pour toujours’ bahasa Prancis tuh keren !”
“Ah,, berat banget bahasa lo !” Kata Anggun
“Eh, nggak juga lagii, atau kalo enggak ‘toujours de sept’ aja gimana ?”
“Apaan tuh artinya ?” Tanya Putri
“Hmm,, aritnyaa ituu ‘selalu bertujuh’ .Setuju kagak tuh ?” Ari menerangkan
“Hmm, boleh deh boleh ! Tapi terlalu panjang ! Gimana kalo ‘The Tods’ ?” Usul Veraa
“Apaan tuh artinya ?” Tanya Anggun
“Ya sama aja. Cuma ini di singkat !” Vera menjawab
“hmm, bagus juga. Setuju deh sama Vera” Ucapku
“Yang lain ?” Tanya Nada “Gue sendiri setuju deh, uniq Ra !”
“Gue juga setuju” Kata Bunga diikuti yang lain.
“Jadi kita resmiin nih, tanggal 060611 itu hari jadi ‘The Tods’ . yeeay !”
“The Tods Forever !” Kataku diiringi tawa bahagia si 6 butir, aku pun ikut tertawa, tapi dalam hati aku menangis.
Bel masuk sudah berbunyi. Aku dan 6 butir ini cepat cepat menuju kelas. Hanya dibutuhkan beberapa menit menuju ke sana. Dan sekarang aku sudah berada di kelas. Guru matematikaku adalah Pak Dani, beliau masuk dan mulai menerangkan. Pak Dani memberi soal soal pada kami, ia pergi ke luar karena ada sesuatu urusan. Semua orang mengerjakan soal soal itu dengan serius. Akupun mulai mengerjakannya sendiri.
Soal kedua ini kenapa, ko buram? Aaa, kepaalaku pusing . pusing . benar benar pusing. Kuatkan aku Tuhan !
“Sya ? Tasya ? Lo gapapa ?” Bisik Ari di sebelah kananku.
Aku menoleh dan hanya berkata “Gak ko, gue baik baik aja” dan kembali lagi menunduk melihat soal. Aku masih merasa pusing.
“Sya , Tasya !” Bisik Ari lagi
“Ya ?”
“Lo mimisan !”
“hah ?” Aku langsung memegang hidungku dan ternyata Ari memang benar. Aku ingin menangis, tapi itu ga mungkin. Aku gak boleh sedih di depan orang banyak, apalagi di depan sahabatku. Aku langsung pergi ke Toilet. Aku pergi keluar sambil menunduk, Ari masih memanggil manggil namaku. Ia mengkhawatirkanku. Aku berlari menuju Toilet sambil menunduk. Kepalaku masih saja pusing. Air mataku mulai menetes. Aku merasakan kesedihan hari ini. Dann . . brukk.Aku terjatuh menabrak seseorang yang sedang membawa buku paket banyak di tangannya.
“Adduh, Kalo jalan tuh liiii …” kata katanya tidak diteruska ketika ia melihatku. Aku masih saja duduk di lantai mendengarkan omongan dia tadi. “Hey, lo mimisan !”
Aku menunduk “Emm, hmm ..” Aku tidak bisa berkata apa apa. Hanya satu kata yang ku ucap pada laki laki itu .”Sorry . . .” Aku langsung bangkit dan berlari ke arah toilet.
Kenapa Engkau memberikan cobaan yang begitu berat padaku Tuhan ? Aku tidak kuat dengan semua cobaan ini ? Aku meringis dalam hati, aku menangis sambil membasuh darah di hidungku. Dan semuanya GELAP.
***
0 komentar