Pernah
gak, lo berpikir tentang negara lo sendiri? Simple nya ya lo bertanya, “Apa
kabar Indonesia hari ini?”
Pernah
gak lo kepo tentang, ada berita apa tentang Indonesia hari ini?
Pernah
gak lo kepo tentang, gimana ekonomi negara lo sendiri?
Tentang
kemajuan Indonesia di berbagai bidangnya.
Kebijakan-kebijakan
apa yang kini sudah mulai dijalankan pemimpin negara-nya.
Pernah
gak lo kepo tentang, gimana sih Indonesia di mata negara lain? Kerjasama antar
negara?
Dan
pernah gak lo berfikir tentang masa lalu negara kita sendiri hingga ia sekarang
menjadi seperti ini?
Pernah
gak lo tertarik untuk mendalami kisah politik di Indonesia?
Bagaimana
kebenaran terkadang ditenggelamkan kekuasaan.
Dan
pernah gak lo berpikir untuk membuat Indonesia berjalan ke arah yang lebih
baik?
Akhir-akhir
ini gue kepo. Banyak hal yang gue coba ingin tahu, setelah terkadang gue habis
scroll, ngobrol atau nonton video yang bikin gue sadar bahwa kepedulian gue
terhadap negara gue sendiri itu nilainya masih di bawah standar.
Gue
jadi tertarik banyak hal. Ketika ada beberapa temen gue yang dengan semangatnya
membahas kisah kelam politik Indonesia dan gue di sini masih bertanya? Emang
ada apa sih? Itu siapa? Kronologinya gimana?
Ketika
lo ketemu orang Asing dan dia bilang, “Indonesia sekarang mulai bergerak
ekonominya. Indonesia juga punya hubungan baik dengan Bangladesh. Aku bisa
mengunjungi Indonesia tanpa visa. Dan begitu pun kalian.”, sedang gue cuma bisa
mikir, selama ini apa aja yang gue lakuin sampe gatau tentang hal itu? Jujur, gue
malu.
Ditambah
lagi ketika kejadian sama juga terulang, “Indonesia dan China punya project
Speed Train,” dan gue lagi-lagi gak tau. Gue tambah malu.
Suatu
ketika, pas hari pertama gue nyampe di Malaysia, malamnya gue ngobrol-ngobrol
dengan 2 orang dari Bangladesh dan satu orang dari Sri Lanka. Hell-o, malunya
mereka ngobrolin sesuatu yang terjadi di Sri Lanka dan gue gak bisa nimbrung
gara-gara gue gak tahu masalahnya apa. Gue jadi kayak orang bego.
Dari
sanalah muncul suatu motivasi, kalo yang di urusin tuh jangan diri lo sendiri.
Lo udah dewasa. Di usia lo sekarang, seharusnya lo mulai peduli dengan sekitar
lo, negara dan isu dunia. Wawasan yang luas itu perlu, men.
Buat
yang duduk di bangku SMA yang dimana lo merasa useless atau gak ada minat buat belajar
geografi atau sejarah, percaya sama gue, semua itu bekal wawasan buat lo semua.
Gue jadi pengen kembali melahap, sedikit-dikitnya tau batas wilayah Indonesia,
jumlah pulau, luas, jumlah penduduk, ataupun perjuangan Bung Karno, dan para
pahlawan lainnya.
Susah.
Gue tau, gue udah pernah nyoba untuk mulai membaca buku mengenai Soekarno, atau
buku dari penulis besar Indonesia –Pramoedya Ananta Toer, tapi otak gue kayak
masih cetek dan belum siap menerima semua itu. Tapi balik lagi, kalau gak di
biasakan mana bisa?
Gue
kagum sama sosok Pak Munir, dimana beliau berani membuka kebenaran dengan
begitu lantang. Gue juga kagum sama orang-orang yang berani menyuarakan
kebenaran dimana dalam waktu yang sama lo harus siap dengan resiko di baliknya.
Masuk daftar hitam atau pun sampai di kejadian “penghapusan jejak” maupun
perputaran keadaan dimana bisa aja lo yang jadi “tersangka”-nya.
Oke,
mungkin politik menjadi bahasan yang terlalu berat bagi otak gue yang lebih
suka berimajinasi. Tapi gue bisa mulai secara bertahap. Sejak kejadian 3 kali
gue ketemu orang asing yang berkomentar tentang Indonesia, gue jadi gak mau
ketinggalan informasi apa yang sedang terjadi di negara gue dan juga dunia.
Kebijakan-kebijakan apa yang sedang di jalankan Indonesia. Bagaimana keadaan
ekonomi Indonesia? Kerja sama apa yang sedang di jalankan dengan negara lain? Walaupun
terkadang gue khilaf akan tujuan gue yang baru ini.
Sebenarnya,
Indonesia punya potensi apa sih? Hal-hal apa saja yang menjadi income bagi
Indonesia? Industri apa saja yang berhasil Indonesia kembangkan ke negara luar?
Dan potensi besar yang sebenarnya juga bisa diraih Indonesia itu apa saja?
Hal
simplenya adalah, ketika gue belajar pertanian di sini, gue jadi realize kalo
Indonesia itu sebenarnya punya potensi banget buat mengembangkan ekonominya.
Lahan kelapa sawit yang begitu luas serta hasil produksinya yang lebih unggul
dari negara lain.
Indonesia
punya lahan pertanian yang masih banyak, yang itu artinya Indonesia masih punya
potensi yang sangat besar untuk mengembangkan produksi pertanian maupun
mengoptimalkan produksinya. Beras, kedelai, hortikultura, perkebunan. Jujur,
Indonesia sangat bisa menjadikan pertanian sebagai peluru utama. Dimana, di
Malaysia masih perlu mengimpor beras (termasuk dari Indonesia) dan di sana
lahan pertaniannya jauh lebih kecil daripada Indonesia. Juga China, yang
mempunyai lahan pertanian sekitar 8% (Kalo gak salah, based on Sustainable
Agriculture’s Lecturer, beliau juga dari China), tetapi hebatnya adalah China
bisa menjadi penghasil beras tertinggi dunia. Dan China dengan populasi
sebanyak itu masih bisa mengekspor hasil berasnya.
Maka,
tugas kita di sini sebagai mahasiswa pertanian adalah: Bagaimana mengolah lahan
pertanian dengan tidak hanya memikirkan private cost tetapi juga memikirkan
social cost. Dimana, pertanian yang dijalankan di waktu yang sama dapat
menghasilkan produk yang optimal juga tidak merusak ekologi dan masyarakat
(Social).
Eh
gue jadi curhat tentang pertanian nih, gapapa deh. Gue jadi keinget sesuatu
ketika belajar Sustainable Agriculture. Karena jujur, asik sih, lecturernya,
mudah dimengerti. Beliau bilang, satu hal yang menjadi kebiasaan di negara maju
adalah, food waste. Dimana orang-orang zaman sekarang udah biasa mengorder
makanan dengan sangat banyak tapi ternyata mereka tidak mampu menghabiskan
makanan tersebut. Dokternya bilang, “Kalo kalian mau makan, satu hal aja.
Selalu ingat bahwa di luar sana begitu banyak orang yang sangat menginginkan
sesuap nasi. Sedangkan kalian di sini menghambur-hamburkan makanan.”
Setuju.
Bener banget. Beruntung di zaman ini masih ada orang-orang yang mempunyai rasa
kemanusiaan. Coba lihat beberapa tahun ke depan, apalagi jika negara ini sudah
maju. Gue cuma berharap, kita ingat satu hal sederhana itu.
Dan..jika
aja kita hitung berapa kerugian dari food waste dalam financial hasilnya bisa
sampai berjumlah jutaan rupiah.
Di
sini adalah gue pengen bahwa gimana caranya kita bisa memanfaatkan dan mengolah
“lahan pertanian yang tersisa” di Indonesia dengan sebaik-baiknya sehingga bisa
menghasilkan produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara. Ini PR banget.
Hal
simpel lain adalah, ketika gue menjalankan praktikum di sini, gue menyadari
satu hal bahwa fasilitas yang disediakan sangat jauh berbeda. Gue gak tau kalau
di kampus Indonesia yang lain, tapi di kampus gue lahan pertanian untuk
praktikum kurang terarah. Dan ini bikin otak gue berfikir bahwa “Ah gue harus
ngasih usul ke kaprodi untuk masalah tersebut,”. Karena dengan fasilitas yag
memadai, mahasiswa jadi bisa terjun langsung dalam praktiknya. Contohnya gue
bisa langsung ngerasain panen kelapa sawit, sedangkan di kampus gue, kemarin cuma
nyoba pengaplikasian pupuknya aja.
Satu
hal lagi yang pengen gue ingetin adalah, bagi mahasiswa/i baru pertanian,
jangan pernah nyesel masuk ke pertanian. Karena segala sesuatu yang Allah
cipatakan itu pasti ada manfaatnya. Kalo lo ambil positifnya, lo bakal tau
begitu banyak peluang dan manfaat belajar di pertanian.
Hal
lainnya yang mau gue sampaikan adalah, kembali ke topik awal. Suatu hari, gue
makan sama temen dari Malaysia dan dia bilang, “Masyarakat Indonesia itu
nasionalismenya tinggi, tapi terkadang mereka gak tau tujuan dari nasionalisme
itu sendiri,”.
Udah
dua orang yang berkomentar seperti itu. Di sini lah gue lebih ingin mengenal
mengenai negeri gue sendiri dan semakin ingin pergi lebih jauh untuk merantau.
Karena gue pengen melihat Indonesia dari berbagai sudut pandang.
Ketika
gue nanya ke temen dari China atau Jepang, “Lo tau Indonesia gak?”
Dan
jawabannya ada yang tau ada yang enggak. Hal ini membuat lo ingin lebih
berkarya lagi untuk membuat Indonesia dikenal dunia.
Kembali
ke temen gue, ternyata dia kagum sama masyarakat Indonesia yang bisa kritis dan
sistem demokrasi di negara kita. Dia kagum sama mahasiswa yang bisa menyuarakan
suara rakyat. Karena ketika gue nanya, “di sini ada gak demo ke rektor gitu
untuk masalah keuangan atau fasilitas dan lain sebagainya?”
Jawabannya
ada. Tapi yang gak ada adalah orangnya. Organisasinya ada tapi orang-orang yang
minat sedikit. Mahasiswa bisa saja menyuarakan suara rakyat tapi mereka lebih
ke “belum siap” untuk merasakan daftar hitam atau hukuman dari kerajaan. Mereka
ngiri kepada mahasiswa Indonesia yang bisa menyuarakan suara rakyat dan
memiliki kepedulian terhadap negaranya. Oleh karena itu dia bilang, orang
Indonesia punya nasionalisme yang tinggi.
Maaf
untuk pembaca, mungkin anda harus kembali meriset hal ini, karena apa yang gue
ceritakan hanya berdasar dari apa yang temen gue ceritakan. Gue gak tau menurut
orang melayu lainnya mengenai hal ini. At least, semua punya kekurangan
masing-masing.
Terus
dia bilang, “Aku suka Jokowi,”. Gue tanya kenapa? Dia bilang, karena
menurutnya, di bawah kepemimpinan Jokowi, Indonesia ada perubahan. So, guys,
orang yang bukan warga negara Indonesia aja tau perkembangan tentang Indonesia?
Masa lo sendiri yang asli berbangsa Indonesia gak tau? Yaudah,
pertanyaan-pertanyaan itu sekarang jadi PR buat gue untuk lebih mengenal negara
gue sendiri. Gak cuma negara sendiri, tapi negara lain juga di Bumi. Gue gak
mau kalah dong. Dan gue gak mau jadi orang yang sok-sokan berkomentar, ikut
protes, mengkritik apa yang terjadi di Indonesia atau negara lain tanpa
asal-usul yang jelas. Ibaratnya, pengetahuan itu sendiri yang bakal bikin gue
survive dari dunia yang semakin hari semakin bertambah kejam.
Banyak
hal yang harus lo gali lagi tentang Indonesia, mulai dari hal kecil. Karena, sedikit
kepedulian lo itu, bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik.
Sekian
curhatan kali ini, bye bye and good luck!
0 komentar