Aku dan Suara Hatiku - 4

By Rhizia Syifa Fauziyah - Januari 25, 2013



Sebelumnya di Part 3...

Ya, sudahlah. Semuanya sudah jelas. Aku sudah bisa menebak ending ceritanya, sekarang. Apa yang Bima lakukan itu ibarat sedang mendownload --- 99% dan terputus begitu saja.


Kau benar. Lalu, apa yang akan kau lakukan sekarang?


Entahlah. Rasanya aku ingin menghilang dari dunia ini. Merestart hidupku dan kembali lagi dengan perasaan yang tenang. Tapi, menghilang dari dunia ini rasanya mustahil. Oh ya ada bagian yang belum ku ceritakan. Kau masih mau mendengarkanku kan?


Tentu saja.

***

Jadi, begini. Sejak aku merasa Bima sudah tidak ingin mengenalku lagi, aku tidak pernah memikirkannya lagi. Maksudku, aku selalu mencoba untuk tidak memikirkannya lagi. Kau tahu? Setelah aku berhasil menyibukkan diri, dan mungkin ingatan tentang Bima sudah sedikit melebur, aku bermimpi. Aku tidak tahu apakah mimpi itu harus kubilang mimpi buruk atau sebaliknya. Yang pasti, aku kaget dengan kedatangan Bima di mimpiku. Mungkinkah aku merindukannya?


Kau.. kau.. kau memimpikannya? Itu, pasti karena kau merindukannya. Percayalah. Dan mungkin, Bima juga masih sayang padamu.


Aih~ Aku tidak tahu kebenarannya. Dan masalah Bima masih sayang padaku, itu hanya terjadi di mimpiku.


Dia bilang apa padamu?


Di mimpi itu dia bilang, walaupun aku bersama wanita lain tapi aku tetap sayang padamu, cinta pertamaku.


Tuh kan! Apa aku bilang. Dia memang masih benar-benar menyayangimu. Walau itu hanya mimpi, tapi aku yakin dia sengaja datang ke mimpimu untuk mengatakan hal itu.


Kau ini ngaco. Mana mungkin bisa seperti itu. Mimpi itu hanya bunga tidur. Dan satu yang kupercaya saat ini tentang mimpi itu, aku rindu Bima. Ya, Aku merindukannya.


Oh maafkan aku. Aku tidak bisa membantumu. Aku tahu kau sangat merindukannya jauh di dasar hatimu. Aah~ Aku masih tidak percaya semua ini terjadi padamu.


Sudah hentikan. Kau mau memancingku mengeluarkan ribuan butiran air mata? Aku sudah tidak ingin menangisinya. Aku hanya ingin melupakan semua ini, tapi.. tapi ini sulit. Sangat sulit. Walau aku sudah menyibukkan diri dan mulai lupa dengan jejaring sosial, tapi jauh di dalam hatiku aku selalu merindunya.


Aku.. aku ingin menangis. Menangislah bersamaku, supaya kau bisa lebih tenang. Biarkan air matamu mengalir kali ini.


Aiiih~ Kau jahat sekali! Kau membuatku benar-benar menangis. Aku.. aku tidak tahu harus bagaimana lagi. L


Sudahlah, lupakan dulu sejenak. Luapkan saja dengan air matamu.


Tapi, aku tidak ingin mataku bengkak. L


Lalu aku harus bagaimana? Ya sudah, mendingan kau bercerita lagi sekarang. Mungkin itu akan membuatmu lebih baik daripada menangis. Menangisi Bima, tepatnya. Ceritamu belum selesai kan?


Belum. Baiklah, aku akan meneruskan ceritaku. *Ambil tisyu-ngelap air mata-buang ingus*. Ceritaku memang belum selesai, dan sebentar lagi, kau akan mengetahui ending ceritanya.


Cepatlah bercerita. Jangan banyak basa-basi.


Oke.. oke. Detik selalu berganti menjadi jam. Dan jam pun selalu mengitari hari. Hariku selalu berlalu seperti biasanya. Dipenuhi dengan kegiatan ekskul. Di hari-hariku pula, aku selalu melihat Bima dengan Feby, mereka.. pasangan serasi.


Mereka sudah jadian?


Ya, satu bulan yang lalu. Satu bulan kurang tepatnya. Aku senang, aku senang melihat Bima selalu tersenyum, bahagia. Aku sudah tidak tahu lagi perasaanku bagaimana saat tahu Bima bersama Feby. Teman-temanku sendiri selalu menanyakan bagaimana hubunganku dengannya, dan aku selalu bilang hubunganku dengan Bima sudah berakhir jauh sebelum ia menjadi pasangan Feby. Walau kudapat jawaban tidak percaya dari teman-temanku, aku berterimakasih. Aku senang. Karena aku tahu mereka care padaku. Tapi sudahlah, itu tidak penting.

Pada tanggal 1 Juni, aku melihat Bima ada di mall bersama Feby. Sepertinya mereka menonton film. Hmm, kau tahu apa yang aku fikirkan saat itu? Aku teringat dengan kencan pertama kami. Walau pun aku mati-matian menyingkirkan ingatan itu dengan fokus melihat lihat novel di gramedia, tapi kuakui, itu tidak berhasil. Aku pun segera meninggalkan gramedia dan buru-buru pulang sebelum Bima melihatku.

Keesokan harinya, jam pelajaran di kelasku kosong. Aku bercanda ria dengan teman-temanku yang benar-benar gila. Aku tertawa sampai perutku sakit. Aku beri tahu ya, kalau aku sudah bersama teman teman gilaku ini, kami akan menjadi geng gila kronis stadium 4. Kegilaan kami itu sudah tidak ada batasnya lagi.

Di tengah-tengah obrolan, aku pergi meminjam gitar pada temanku. Aku mulai mengganti topik bahasan menjadi music. Aku bilang, aku ingin menyanyikan sebuah lagu yang saat ini sedang kusukai. Aku mulai memetik gitar dan menyanyikan lagu Ten2five – You.

You did it again
You did hurt my heart
I don’t know how many times
You… I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
And now you let me down
You said you’d never lie again
You said this time would  be so right
But then I found you were lying there by her side
You.. You turn my whole life so blue
Drowning me so deep,  I just can reach myself again
You.. Successfully tore myheart
Now it’s only pieces
Nothing left but pieces of you
You frustated me with this love
I’ve been trying to understand
You know i’m trying i’m trying
You.. I don’t know what to say
You’ve made me so desperately in love
And now you let me down
( TEN2FIVE – YOU )

“Put, kau sedang patah hati ya?” Komentar temanku setelah aku selesai menyanyi. Walaupun kami nyayi bersama2 tapi rupanya, ia memerhatikan aku menyanyi.
“Tidak. Kata siapa? Kau lebay” Jawabku sambil tertawa
“Eh? Jangan bohong put. Tadi, dimataku kau terlihat sedih. Menyanyikan lagu itu dari hati.. dari hatimu yang paling dalam. Kau tidak apa-apa kan?” Jawabnya lagi tidak mau kalah. Alhasil, semua temanku menatapku.
“Hmm, sekarang sudah pukul 12 ya? Pantesan, Vira alaynya kambuh, rupanya waktu kebangkitan alaynya sudah datang” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.
“Aih~ kau ini!!!!!13235@#$@$q*&^bla bla bla bla” Vira terpancing dan kami semua kembali dalam dunia gila kami.


Jadi, ending ceritanya bagaimana?

*** BERSAMUNG ***

Terimakasih telah menyempatkan waktumu untuk membaca cerpenku! Aku harap, ceritanya tidak membosankan ☮:-)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar